Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya
Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan.
Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut
Pendidikan Dasar
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan menengah.
Pendidikan Menengah
Pendidikan menengah merupakan jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar.
Pendidikan tinggi
Pendidikan tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang mencakup program pendidikan diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi.
Jalur pendidikan
Jalur pendidikan adalah wahana yang dilalui peserta didik untuk mengembangkan potensi diri dalam suatu proses pendidikan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Pendidikan formal
Penddikan formal merupakan pendidikan yang diselenggarakan di sekolah-sekolah pada umumnya. Jalur pendidikan ini mempunyai jenjang pendidikan yang jelas, mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.
Pendidikan nonformal
Pendidikan nonformal paling banyak terdapat pada usia dini, serta pendidikan dasar, adalah TPA, atau Taman Pendidikan Al Quran,yang banyak terdapat di setiap mesjid dan Sekolah Minggu, yang terdapat di semua gereja.
Selain itu, ada juga berbagai kursus, diantaranya kursus musik, bimbingan belajar dan sebagainya.
Pendidikan informal
Pendidikan informal adalah jalur pendidikan keluarga dan lingkungan berbentuk kegiatan belajar secara mandiri yang dilakukan secara sadar dan bertanggung jawab.
Masalah masalah Pendidikan
- Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan
- Sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung
- Keprofesionalan guru yang rendah
- Kesejahteraan guru yang rendah.
- Pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis
-Belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia
-Belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia.
- Efektifitas Pendidikan Di Indonesia
Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, pendidik (dosen, guru, instruktur, dan trainer) dituntut untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut dapat berguna.
Efektifitas pendidikan di Indonesia sangat rendah. Setelah praktisi pendidikan melakukan penelitian dan survey ke lapangan, salah satu penyebabnya adalah tidak adanya tujuan pendidikan yang jelas sebelm kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Hal ini menyebabkan peserta didik dan pendidik tidak tahu “goal” apa yang akan dihasilkan sehingga tidak mempunyai gambaran yang jelas dalam proses pendidikan. Jelas hal ini merupakan masalah terpenting jika kita menginginkan efektifitas pengajaran. Bagaimana mungkin tujuan akan tercapai jika kita tidak tahu apa tujuan kita.
Dalam pendidikan di sekolah menegah misalnya, seseorang yang mempunyai kelebihan di bidang sosial dan dipaksa mangikuti program studi IPA akan menghasilkan efektifitas pengajaran yang lebih rendah jika dibandingkan peserta didik yang mengikuti program studi yang sesuai dengan bakat dan minatnya. Hal-hal sepeti itulah yang banyak terjadi di Indonesia. Dan sayangnya masalah gengsi tidak kalah pentingnya dalam menyebabkan rendahnya efektifitas pendidikan di Indonesia.
- Efiesnsi Pengajaran Di Indonesia
Efisien adalah bagaimana menghasilkan efektifitas dari suatu tujuan dengan proses yang lebih ‘murah’. Dalam proses pendidikan akan jauh lebih baik jika kita memperhitungkan untuk memperoleh hasil yang baik tanpa melupakan proses yang baik pula. Hal-hal itu jugalah yang kurang jika kita lihat pendidikan di Indonesia. Kita kurang mempertimbangkan prosesnya, hanya bagaiman dapat meraih stendar hasil yang telah disepakati.
Beberapa masalah efisiensi pengajaran di dindonesia adalah mahalnya biaya pendidikan, waktu yang digunakan dalam proses pendidikan, mutu pegajar dan banyak hal lain yang menyebabkan kurang efisiennya proses pendidikan di Indonesia. Yang juga berpengaruh dalam peningkatan sumber daya manusia Indonesia yang lebih baik.
Masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia sudah menjadi rahasia umum bagi kita. Sebenarnya harga pendidikan di Indonesia relative lebih rendah jika kita bandingkan dengan Negara lain yang tidak mengambil sitem free cost education.
Jika kita berbiara tentang biaya pendidikan, kita tidak hanya berbicara tenang biaya sekolah, training, kursus atau lembaga pendidikan formal atau informal lain yang dipilih, namun kita juga berbicara tentang properti pendukung seperti buku, dan berbicara tentang biaya transportasi yang ditempuh untuk dapat sampai ke lembaga pengajaran yang kita pilih. Di sekolah dasar negeri, memang benar jika sudah diberlakukan pembebasan biaya pengajaran, nemun peserta didik tidak hanya itu saja, kebutuhan lainnya adalah buku teks pengajaran, alat tulis, seragam dan lain sebagainya yang ketika kami survey, hal itu diwajibkan oleh pendidik yang berssngkutan. Yang mengejutkanya lagi, ada pendidik yang mewajibkan les kepada peserta didiknya, yang tentu dengan bayaran untuk pendidik tersebut.
Selain masalah mahalnya biaya pendidikan di Indonesia, masalah lainnya adalah waktu pengajaran. Dengan survey lapangan, dapat kami lihat bahwa pendidikan tatap muka di Indonesia relative lebih lama jika dibandingkan Negara lain. Dalam pendidikan formal di sekolah menengah misalnya, ada sekolah yang jadwal pengajarnnya perhari dimulai dari pukul 06.30 dan diakhiri sampai pukul 16.00.. Hal tersebut jelas tidak efisien, karena ketika kami amati lagi, peserta didik yang mengikuti proses pendidikan formal yang menghabiskan banyak waktu tersebut, terlalu pagi, banyak peserta didik yang mengikuti lembaga pendidikan informal lain seperti les akademis, bahasa, dan sebagainya.
Selain itu, masalah lain efisienfi pengajarn yang akan kami bahas adalah mutu pengajar. Kurangnya mutu pengajar jugalah yang menyebabkan peserta didik kurang mencapai hasil yang diharapkan dan akhirnya mengambil pendidikan tambahan yang juga membutuhkan uang lebih.
- Standar Pendidikan Di Indonesia
Dunia pendidikan terus berudah. Kompetensi yang dibutuhka oleh masyarakat terus-menertus berunah apalagi di dalam dunia terbuka yaitu di dalam dunia modern dalam ere globalisasi. Kompetensi-kompetensi yang harus dimiliki oleh seseorang dalam lembaga pendidikan haruslah memenuhi standar.
Seperti yang kita lihat sekarang ini, standar dan kompetensi dalam pendidikan formal maupun informal terlihat hanya keranjingan terhadap standar dan kompetensi. Kualitas pendidikan diukur oleh standard an kompetensi di dalam berbagai versi, demikian pula sehingga dibentuk badan-badan baru untuk melaksanakan standardisasi dan kompetensi tersebut seperti Badan Standardisasi Nasional Pendidikan (BSNP)
Tinjauan terhadap sandardisasi dan kompetensi untuk meningkatkan mutu pendidikan akhirnya membawa kami dalam pengunkapan adanya bahaya yang tersembunyi yaitu kemungkinan adanya pendidikan yang terkekung oleh standar kompetensi saja sehngga kehilangan makna dan tujuan pendidikan tersebut.
Peserta didik Indonesia terkadang hanya memikirkan bagaiman agar mencapai standar pendidikan saja, bukan bagaimana agar pendidikan yang diambil efektif dan dapat digunakan. Tidak perduli bagaimana cara agar memperoleh hasil atau lebih spesifiknya nilai yang diperoleh, yang terpentinga adalah memenuhi nilai di atas standar saja.
Selain itu, akan lebih baik jika kita mempertanyakan kembali apakah standar pendidikan di Indonesia sudah sesuai atau belum. Dalam kasus UAN yang hampir selalu menjadi kontrofesi misalnya. Kami menilai adanya sistem evaluasi seperti UAN sudah cukup baik, namun yang kami sayangkan adalah evaluasi pendidikan seperti itu yang menentukan lulus tidaknya peserta didik mengikuti pendidikan, hanya dilaksanakan sekali saja tanpa melihat proses yang dilalu peserta didik yang telah menenpuh proses pendidikan selama beberapa tahun. Selain hanya berlanhsug sekali, evaluasi seperti itu hanya mengevaluasi 3 bidang studi saja tanpa mengevaluasi bidang studi lain yang telah didikuti oleh peserta didik.
Minggu, 16 Mei 2010
Peranan Dan Pentingnya Bahasa Indonesia Dalam Konsep Ilmiah
Karya Tulis Ilmiah menuntut kecermatan bahasa karena dalam karya ilmiah harus disebarluaskan. kesamaan interpretasi terhadap makna akan tercapai kalau penulis dan pembaca mempunyai pemahaman. Bahasa indonesia merupakan salah satu faktor pendukung kemajuan suatu bangsa karena bahasa merupakan sarana untuk membuka wawasan bangsa terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang. Karya tulis ilmiah menuntut kecermatan dalam penalaran dan bahasa. Ragam bahasa dalam karya tulis ilmiah hendaknya mengikuti ragam bahasa yang penutur adalah terpelajar dalam bidang ilmu tertentu.ragam bahasa mengikuti kaidah bahasa baku.Bahasa aspek yang harus diperhatikan dalam karya penulisan ilmiah yaitu :
- Bermakna Isinya
- Jelas uraianya
- Berkesatuan Yang bulat
- Singkat dan Padat
- Memenuhi kaidah kebahasaan
- Komunikatif secara ilmiah
Kaidah kebahasaan indonesia di perguruan tinggi menjadi masalah karena kenyataan bahwa sebagian besar buku ilmu pengetahuan dan teknologi bahasa inggris sementara proses belajar menggunakan bahasa indonesia. Oleh karena itu dosen perlu memahami kaidah berkaitan dengan pembentukan istilah
- Bermakna Isinya
- Jelas uraianya
- Berkesatuan Yang bulat
- Singkat dan Padat
- Memenuhi kaidah kebahasaan
- Komunikatif secara ilmiah
Kaidah kebahasaan indonesia di perguruan tinggi menjadi masalah karena kenyataan bahwa sebagian besar buku ilmu pengetahuan dan teknologi bahasa inggris sementara proses belajar menggunakan bahasa indonesia. Oleh karena itu dosen perlu memahami kaidah berkaitan dengan pembentukan istilah
Perkembangan Bahasa Saat Ini???
Bahasa Indonesia pada saat ini mulai semakin ditinggalkan akibat maraknya bahasa gaul yang terus semakin berkembang pada saat ini. Rasa kebanggaan rakyat Indonesia untuk berbahasa Indonesia semakin lama juga akan semakin memudar. Kalau Kita tidak menjaga bahasa Indonesia dengan baik bisa bisa diklaim oleh negara tetangga kita yang ingin mengambil semua budaya kita karena indonesia kaya dengan warisan budaya dan keberagaman di dalam bangsa indonesia.
Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya. Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi.
Pemerintah penjajah Belanda yang menganggap bahasa Melayu mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayusudah telanjur diambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Contoh bahasa Melayu selain Republik Indonesia adalah Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan.Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi lagi dengan tata bahasa, dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan.
kita mengucapkan kata seperti “gua”, “loe”, “bokap”, “nyokap” tanpa kita sadari. Itu bukan bahasa indonesia melainkan bahasa gaul yang dikembangkan oleh remaja saat ini. Mereka mendapatkan bahasa gaul di karenakan perkembangan teknologi semakin meningkat.Contoh : Handphone sangat berperan dalam merubah bahasa indonesia menjadi bahasa gaul.Mungkin karena kita bisa menulis singkat di handphone sehingga bisa merubah gaya tulisan kita waktu menulis. Hal ini mungkin menjadi hal yang cukup sepela bagi beberapa orang, bahkan mungkin dirasa tidak cukup penting untuk dibahas. Tetapi ini adalah sebuah ironi!
Marilah semua untuk Mempergunakan bahasa Indonesia yang semakin ditinggalkan oleh rakyat indonesia akibat maraknya bahasa gaul yang sudah mulai masuk kedalam kehidupan bangsa indonesia.
Sejarah Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia berasal bahasa Melayu, sebuah bahasa Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca di Nusantara kemungkinan sejak abad-abad awal penanggalan modern. Jenis ini sangat lentur sebab sangat mudah dimengerti dan ekspresif, dengan toleransi kesalahan sangat besar dan mudah menyerap istilah-istilah lain dari berbagai bahasa yang digunakan para penggunanya. Bentuk yang lebih resmi, disebut Melayu Tinggi.
Pemerintah penjajah Belanda yang menganggap bahasa Melayu mengancam keberadaan bahasa dan budaya Belanda berusaha meredamnya dengan mempromosikan Bahasa Melayu Tinggi, di antaranya dengan penerbitan karya sastra oleh Balai Pustaka. Tetapi Bahasa Melayusudah telanjur diambil oleh banyak pedagang yang melewati Indonesia.
Bahasa Indonesia
Bahasa Melayu di Indonesia kemudian digunakan sebagai lingua franca (bahasa pergaulan), namun pada waktu itu belum banyak yang menggunakannya sebagai bahasa ibu. Biasanya masih digunakan bahasa daerah (yang jumlahnya bisa sampai sebanyak 360).
Awal penciptaan Bahasa Indonesia sebagai jati diri bangsa bermula dari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober 1928. Di sana, pada Kongres Nasional kedua di Jakarta, dicanangkanlah penggunaan Bahasa Indonesia sebagai bahasa untuk negara Indonesia pascakemerdekaan. Soekarno tidak memilih bahasanya sendiri, Jawa (yang sebenarnya juga bahasa mayoritas pada saat itu), namun beliau memilih Bahasa Indonesia yang beliau dasarkan dari Bahasa Melayu yang dituturkan di Riau.
Bahasa Melayu Riau dipilih sebagai bahasa persatuan Negara Republik Indonesia atas beberapa pertimbangan sebagai berikut:
1. Jika bahasa Jawa digunakan, suku-suku bangsa lain di Republik Indonesia akan merasa dijajah oleh suku Jawa yang merupakan golongan mayoritas di Republik Indonesia.
2. Bahasa Jawa jauh lebih sukar dipelajari dibandingkan dengan bahasa Melayu Riau.
3. Bahasa Melayu Riau yang dipilih, dengan pertimbangan pertama suku Melayu berasal dari Riau, Sultan Malaka yang terakhirpun lari ke Riau selepas Malaka direbut oleh Portugis. Kedua, ia sebagai lingua franca, Bahasa Melayu Riau yang paling sedikit terkena pengaruh misalnya dari bahasa Tionghoa Hokkien, Tio Ciu, Ke, ataupun dari bahasa lainnya.
4. Pengguna bahasa Melayu bukan hanya terbatas di Republik Indonesia. Contoh bahasa Melayu selain Republik Indonesia adalah Malaysia, Brunei, dan Singapura.
Dengan memilih Bahasa Melayu Riau, para pejuang kemerdekaan bersatu lagi seperti pada masa Islam berkembang di Indonesia, namun kali ini dengan tujuan persatuan dan kebangsaan.Bahasa Indonesia yang sudah dipilih ini kemudian distandardisasi lagi dengan tata bahasa, dan kamus baku juga diciptakan. Hal ini sudah dilakukan pada zaman Penjajahan.
kita mengucapkan kata seperti “gua”, “loe”, “bokap”, “nyokap” tanpa kita sadari. Itu bukan bahasa indonesia melainkan bahasa gaul yang dikembangkan oleh remaja saat ini. Mereka mendapatkan bahasa gaul di karenakan perkembangan teknologi semakin meningkat.Contoh : Handphone sangat berperan dalam merubah bahasa indonesia menjadi bahasa gaul.Mungkin karena kita bisa menulis singkat di handphone sehingga bisa merubah gaya tulisan kita waktu menulis. Hal ini mungkin menjadi hal yang cukup sepela bagi beberapa orang, bahkan mungkin dirasa tidak cukup penting untuk dibahas. Tetapi ini adalah sebuah ironi!
Marilah semua untuk Mempergunakan bahasa Indonesia yang semakin ditinggalkan oleh rakyat indonesia akibat maraknya bahasa gaul yang sudah mulai masuk kedalam kehidupan bangsa indonesia.
Sabtu, 15 Mei 2010
Saat olahraga Indonesia berprestasi
Kering gelar di dunia olahraga Indonesia. Dengan jumlah penduduk mencapai 200 juta lebih jiwa hanya sedikit olahraga berprestasi dibandingin dengan prestasi pendidikan di mancanegara. Masalah pembinaan menjadi faktor penting karena dengan pembinaan masa muda bisa membentuk karakter yang menjadi terlatih.
Apakah ujian negara masih berguna untuk mengukur kesuksesan siswa?
Bagi siswa yang masih bersekolah mungkin ujian negara masih menjadi momok bagi para siswa karena apabila tidak memenuhi target maka akan dinyatakan tidak lulus dan harus mengulang mata pelajaran yang tidak lulus.Mungkin bagi siswa standar kelulusan yang tiap tahun semakin naik akan menjadi berat bagi para siswa. Mungkin banyak mendengar bahwa kelulusan disetiap provinsi berbeda mungkin karena mungkin standar pendidikan setiap provinsi sangat berbeda , kita lihat saja di daerah Jakarta dan papua sangat berbeda standar pendidikan, pemerintah harus mencermati perbedaan yang terjadi karena belum seimbang standar pendidikan di Indonesia dan mengevaluasi ujian Negara apakah harus diubah agar standar setiap provinsi menjadi merata agar tingkat kelulusan bisa meningkat.
Langganan:
Postingan (Atom)